Friday, September 07, 2007
Tiap Kita Butuh Tempat Berlabuh
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM
Tidak ada kapal yang selamanya di samudra, kecuali kapal yang karam. Tidak ada perahu yang terus-menerus mengarungi lautan, kecuali tanpa arah dan nahkoda. Semua kapal, semua perahu senantiasa menanti saat-saat berlabuh.
Tak ada jiwa yang betah sendiri selamanya. Tak ada hati yang kuat untuk hidup dalam sepi. Setiap jiwa, setiap hati merindukan saat-saat berlabuh.
Sayangnya tak semua dermaga layak untuk dijadikan tempat berlabuh. Sayangnya tidak semua pantai pantas untuk tempat persinggahan.
Tapi ada satu pelabuhan yang senantiasa teduh, senantiasa menenangkan, senantiasa memberikan kekuatan baru, senantiasa menghadirkan sayang sejati.
Pelabuhan itulah Cinta RobbMu.
(Original Writing by Reza Ervani)
Untuk Hati yang sedang Rapuh
Thursday, June 07, 2007
Untuk Seseorang
kau dengarkah suara gemuruh itu?
takjubkah atau ngeri yang kau rasa,
keduanya menyatukan hati kita
meski kau jauh di
kubisa rasakan detak jantung kita seirama
mengikuti gemuruh ombak pantai anyer
menyelaras dentum
malam ini seakan ingin kutatap matamu
yang indah , menikmati hangatnya disela derasnya hujan
sepuluh hari lagi perpisahan
kuingin nikmati saja malam ini
dengan bercengkrama bersamamu
dan berdua saja
cilegon, Banten 11.20 pm
8 mei 2007
Gimana definisi cinta menurutmu? apakah dia sesuatu yang tiba-tiba hadir dalam hati kita, mengkristal menjadi sebuah perasaan indah bergelora, dan memicu seseorang untuk bertindak, melakukan sesuatu yang gila? apakah dia suatu rasa yang harus melewati sederet kejadian yang sama dan berulang, secara terus menerus hingga suatu saat terakumulasi dan
melewati ambang batas ketakpedulian kita? atau, apakah ia sebuah rasa yang dipaksakan hadir mengikuti sederet fakta bahwa kita mengetahui beberapa hal bagus dari seseorang yang tanpa kebetulan menjadi parameter nilai seseorang di tengah masyarakat kita maupun dalam keluarga kita? atau apakah ia hadir lewat kekaguman dan keterpesonaan kita akan tindakan atau perilaku seseorang? apakah cinta tumbuh melalui pengorbanan atau hanya masalah materi semata? mengapa kita sering mengabaikan orang yang benar-benar mencintai diri kita dan rela berkorban apapun untuk kita, sementara kita mengharap cinta orang lain yang rasa-rasanya tidak pernah berbuat apapun untuk kita, hanya karena ego/prinsip ataukah masalah ketertarikan seksual? apakah cinta tumbuh seiring berjalannya waktu dan saling mengenal satu sama lainnya? apakah cinta harus selalu berbalas cinta ketika pengorbanan terlanjur dipersembahkan didalamnya? bisakah disebut cinta jika dia adalah orang terakhir atau satu-satunya pilihan? sementara kita melepaskan 'cinta' kita pada orang lain yang benar-benar kita inginkan? benarkah ada cinta pada pandangan pertama? sejatikah ia? apakah proses mencintai analog dengan undian anak panah dimana faktor keberuntungan berperan didalamnya? maksudnya, apakah mencintai dulu ataukah mengenai dulu? atau sebaliknya, mengenai baru kemudian mencintai? kenapa ada cinta yang datangnya belakangan? apakah kita tidak pernah menyadari kebaikan-kebaikan pada diri seseorang tersebut sebelumnya, ataukah pengaruh kuat lingkungan (fisik, psikis) maupun orang-orang disekitar kita yang makin menegaskan kesan baik pada diri orang tersebut dalam diri kita? apakah dia semu karena penguatan kesan pada diri kita belum tentu paralel dengan orang lain? kenapa dua orang yang berbeda memberi penilaian yang berbeda pula pada orang yang sama, dan kenapa hanya satu dari mereka yang sampai ke penyatuan dalam lembaga perkawinan? kau bilang dia bukan tipemu, lantas pencarian cinta berarti mencari kesamaan atau kesesuaian? bagaimana realita cinta kini? masih mikirin cinta??
Sahabat
kita adalah puisi cinta
yang tak pernah jemu menyerukan cinta
kita adalah dua makhluk merdeka
yang terikat hanya oleh cinta
kita takkan mati selagi ada cinta
sahabat,
kita ini ibarat rumput liar
yang tumbuh sembarang
di tengah
aku dan kamu begitu rapuh
namun kuat saat bersama
sahabat
congkaklah pada zaman
tegakkan wajah-wajah kita
berjalanlah dengan kepala tegak
dan hati sekeras baja
sampai tiba saatnya kau dan aku
mundur bukan tuk menyerah
tuk teruskan estafet pada
anak cucu kita
cilegon,
Rindu 1
angin malam berhembus lembut, sayang
kuambil sebatang pena dan diariku
andai kau tahu isi hatiku kini
tak perlu kutuliskan lagi
puisi ini untukmu
Rindu 2
saat jemari lembut menyentuhmu,
bibirmu yang indah itu
mengisyaratkan diammu yang kupinta
akan setiap pengakuanku
akan segenap rasa sesalku
telah mencintaimu
Cilegon
--------------Rindu 3
berlari aku mengejarmu
menggapai cintamu yang kian jauh
pernahkah kau tahu rasa cinta ini
sedang diriku terlambat menyadari akan adanya
dan kau kian jauh dariku kini.
----------------
Rindu 4
lamat-lamat kudengar suaramu
lantunan ayat suci ITU terasa merasuki kalbu
aku lelaki bajingan entah milik siapa
kini tersemai cemburuku pada ilahimu
Dia yang begitu dekat dengamu, sayang.
--------------
Rindu 5
gemuruh bising suara kereta malamku
terpaku aku sendiri mengawasi setiap
stasiun yang disinggahi
entah kali keberapa perjalanan ini kulalui
tiada pernah bosan menghentikanku dan kereta ini
teruslah melaju Jakarta-Jogja
sambut daku sebagaimana biasa
biarkan kujalani walau sampai kapan
hingga kutemukan akhirnya cintaku
di persimpangan jalanmu.
Cilegon
---------------
Rindu 6
entah perasaan apa ini
aku mulai hilang percaya akan setiap rasaku
pertanyaan-pertanyaan logik kerap
mengantarku kepada satu hal:
kebingungan ilahi.
--------------------
Rindu 7
jangan kau sebut-sebut
kata itu lagi sayang.
bahkan kau tak mengerti apa arti
ucapanmu begitu
cinta bukanlah perasaan yang
mudah hilang
kelak sekian waktu yang sangat singkat
engkau mulai lupa kalau rasa itu pernah hadir
bukan dalam hatimu, melainkan pikiranmu
maka itu namanya bukan cinta
----------------------------
Rindu 8
kuharap kau sudi mendengarkanku sekarang,
setelah sekian lama jenuhnya aku mendengarmu
kenapa kau begitu egoisnya?
seperti saja ku tak pernah punya sedih
daku punya asa, itu saja!
----------------------
Rindu 9
bila datang malam menghampiri
kuberkata dalam hati
alangkah singkatnya hari demi hari berlalu
sementara lakuku semakin liar tak terkendali
tak perduli berapa lama lagi sisa umurku
tak perduli akan hal-hal
----------------------
Rindu 10
kukecup bibirmu malam ini kasih
entah esok lusa masihkah sama !?
masihkah ada cinta diantara kita??
-----------
Rindu 11
lihatlah orang-orang ini sayangku
pulang pergi setiap hari
untuk apa?
untuk perut, apa lagi?
hidup kita hanya untuk hidup, bukan untuk 'mati'
apa guna anak-anak?
ini bukan jamannya orang bermegah- megah dengan keturunan
hilanglah sudah masa dimana garis itu begitu dibanggakan
untuk apa diteruskan kalau hanya masalah bertambah-tambah
abang hanya ingin kau mengerti
sekiranya kita tak sempat menyatu.
Cilegon
hari kartini,
refleksi
ada hal-hal yang sering terlupakan yang karenanya tiba-tiba saja terbentang jurang perbedaan antara dua insan. ada hal-hal yang sering tak terucap yang karenanya cinta berakhir penyesalan. andai ada satu kata yang bisa mewakili semua keindahan, kata itulah yang pantas menamakanmu, sayang.
BARU LAGI
aku sedang mencoba untuk tidur saat itu, jam 12.20 am. tidak seperti sebelum-sebelumnya, aku sudah bertekad untuk menata hidupku kembali, kumulai dari mengatur jadwal tidur lebih awal--sebenarnya lebih tepat dibilang 'menekankan kepada diriku sendiri untuk bisa menerima kenyataan bahwa aku hanyalah manusia biasa yang salah satu kebutuhan pokoknya adalah tidur:-(. kupejamkan mataku saat itu, namun selang beberapa saat kemudian (mungkin baru sekitar 21/2 menitan), aku mendadak teringat sesuatu dan tersenyum. aku berniat menuliskan ini: betapa diriku seutuhnya masih mengingat bagaimana 'dia' menulisi buku-bukunya dengan namanya yang indah itu, dengan tulisannya yang juga indah, dengan stabilo berwarna hijau terang (terkadang magenta) yang juga indah.
oh tuhan, betapa aku selalu ingin dia tahu bahwa aku begitu menyayanginya lebih dari sebagai teman. betapa aku ingin menjadi orang yang paling mengasihinya, orang yang selalu mendampinginya, mendoakannya, menjaganya dari setiap bahaya yang mengancam keselamatannya, dan dari setiap duri yang dapat melukainya.
it's kinda ;););)
Wednesday, June 06, 2007
PENGAKUAN KECIL
NAIVE 1
i know that I can be great someday. what i don't have any idea is the answer to the question whether I belong to the good or the evil when the day come. and i am worrying that i wrong my knowledge and there is no wayback for me repenting, no chance to make up.
NAIVE 2
aku tahu terkadang aku bisa menjadi sangat liar dalam pikiran dan perilakuku, dan aku mengerti benar akan apa yang sedang kulakukan. aku juga tahu dan pernah mencoba cara mengatasi dan memangkas pikiran-pikiran liar itu dan berhasil. namun entah kenapa aku enggan melakukannya dan malah merindukan perilaku-perilaku liar itu menyergapku. aku juga tahu bahwa lebih dari 50 persen umurku, tak terhitung waktu yang kuhabiskan untuk tidur, kulewati dengan iman dan kesadaran seorang 'manusia' di dalam dadaku, bahwa aku masih menyimpan nurani dan pikiran bijak disisi setiap pikiran liarku yang terkadang mengambil alih keseluruhan hidupku dalam tempo yang meski sering teramat singkat. aku tahu bahwa suatu saat aku harus berhenti melepaskan pikiran-pikiran liarku itu dan menjadi orang tua dewasa dan bijak yang sesekali mengeluarkan kalimat-kalimat nasihat dalam bahasa yang santun kepada cucu-cucuku.
NAIVE 3
dan aku juga tahu bahwa disaat keinginan untuk bertransisi menuju kedewasaan penuh mulai memudar, dorongan untuk kembali manapaki jalan-jalan kelam menyerap seluruh kesadaran religiku, memupuskan harapan untuk meraih pencerahan dan meruntuhkan benteng-benteng pertahanan yang telah kucoba dirikan, serta membuatku merasa konyol, kembali ke titik nol, saat hampa kembali mengisi hari-hariku.
NAIVE 4
dan terakhir, aku tahu bahwa diriku pernah menjalani hidup yang penuh perjuangan dan hari-hari melelahkan namun menyenangkan dengan sejumput cinta dan seberkas cahaya menghiasi jalan-jalan hidupku meski kesadaranku tentangnya jauh lebih kuat di saat sekarang aku telah kehilangan 'semuanya', semua kehangatan dan keceriaan dan kekangan-kekangan yang menjagaku tetap pada rel-ku, ketimbang saat dulu kakiku menapaki jalan-jalannya yang keras.